Jumat, 30 Oktober 2009

Satu untuk seribu


Satu untuk seribu

>>gendhu2 rasa untuk kalangan sendiri<<

“Engkau satu diantara seribu”. Itu lagunya Dian Pisesha tahun 80-an. Bagaimana kalau satu untuk seribu.

Coba kalau kita daftar tugas2 laporan yang harus dikumpulkan untuk untuk mencukupi surat2 pertanggungjawaban atas kerja kita. Misalnya saja dalam pelayanan pasien berobat. (Ini sak kelingane nyong).
, 10 besar pasien umum rawat jalan
, 10 besar pasien jamkesmas rawat jalan
, 20 besar pasien umum rawat jalan
, 20 besar pasien jamkesmas rawat jalan (ada yang minta juga)
, rincian jumlah pasien masing2 poli menurut lokasi pelayanan
, pasien periksa hamil
, pasien ibu menyusui
, pasien remaja
, pasien balita dengan golongan berat badan
, pasien 36 bulan dengan berat badan lulus
, pasien diare
, pasien ispa
, laporan w2
, lb1
, pasien menurut penyakit pergolongan umur laki2 perempuan
, pasien menurut penyakit per desa
, penyakit tidak menular
, pasien di pkd
, pasien di puskesmas keliling
, pasien jamkesmas dalam gedung
, pemakaian obat per lokasi pelayanan
, pemakaian obat untuk penyakit tertentu ispa dan rematik
, pemakaian obat askes
, daftar pasien inap umum
, daftar pasien inap askes
, daftar pasien inap jamkesmas
, jumlah pasien penyakit jiwa
, jumlah pasien narkoba
, pendapatan retribusi
, laporan afp
, daftar hadir visite
, hari perawatan
, BOR
, LOS
, pasien gigi menurut diagnosa dan jenis tindakan
, pasien PKD menurut golongan anak dewasa hamil
, pasien Puskesmas keliling menurut anak dewasa hamil
atau apa yang lain lagi yang akan diminta oleh pembuat kebijakan

Itulah seribu permintaan yang bisa anda layani jikalau anda punya register dalam bentuk register elektronik, dengan cara hitungan yang sangat sederhana atau dengan cara hitungan yang lebih khusus.

Saya ambil satu contoh laporan LB1 yang terbaru berisi kotak yang harus diisi sebanyak 169x 20= 3380, ini baru satu jenis laporan.

Anda masih mau memakai buku folio yang digaris2 tidak lurus dengan menggunakan pralon wavin yang dibuntel dengan kertas bekas penanggalan yang dilem dengan lem tackol sehingga akhirnya dikrikiti coro, terus bukunya kumal karena berhari2 diusek2 dan pojokannya nglunthung kegosok2 tangan. Dan menghitung dengan lidi dibuat pagar dengan setiap lima lidi disatukan, untuk 3380 kotak dari satu jenis laporan.

Jere Carkunah: “Ini baru pekerjaan. Teganya dikau mengerjain orang, atau malah sukanya engkau dikerjain. “

“Weleh, kok angel nemen ngajak batir untuk menyimpan data dalam bentuk data elektronik, atau mumpung dengkul ini masih tajam ?”

1 komentar:

  1. Begitulah pak, semua tumpah ruah ke Puskesmas, dari Pusat, Propinsi, Kabupaten. Semua minta data. Data yang beda-beda. Katanya cukup 4 macam LB. Tapi malah membengkak jadi puluhan macam.
    Bikin petugas jadi bingung dan bengong...

    BalasHapus