Kamis, 08 Oktober 2009

Komunikasi “Dalam Rangka”



Komunikasi “Dalam Rangka”

>>Ini bukan tulisan ilmiah, hanya gendhu-gendhu rasa untuk kalangan sendiri<<

Mungkin istilah “dalam rangka” ini hanya banyak dikenal oleh bendaharawan operasional dan orang yang berkait dengan itu seperti staf administrasi dan kepala bagian tatausaha. Di tempat lain ada tapi tidak begitu mencolok.

Kadang kita mungkin agak terganggu dengan kata “dalam rangka” ini, yang pada saat di mana ruangan untuk menulis kata2 yang lain sudah terbatas, masih harus ditambah lagi dengan kata “dalam rangka”. Tetapi ternyata kata itulah yang bisa menghubungkan suatu kegiatan tertentu dengan tujuan luhur yang telah kita buat atau telah kita visualkan dalam visi, misi, strategi, sehingga bisa memberikan pemahaman kepada siapa saja yang berkait dengan suatu kegiatan atau apapun yang berhubungan dengan “dalam rangka” tersebut, seperti staff atau anak buah, rekanan atau orang2 yang membantu mewujudkan cita2 kita, pengawas yang ikut membimbing kita ke jalan yang benar atau perwakilan rakyat yang mendukung cita2 ke depan kita.

Rangka adalah bagian terdalam dari badan kita yang mengait antara bagian satu dengan yang lain, sehingga “dalam rangka” adalah dalam tujuan mewujudkan sesuatu yang lebih hakiki lagi dari sekedar yang terlihat. Kalau tidak tahu “dalam rangka” nya orang akan selalu bertanya2: “kiye lugu2ne pan dinggo apa sih” (ini sebenarnya mau dipakai apa sih) atau “kepriben kiye sih donge” (bagaimana sih jelasnya hal ini).

Contohe kiye cerita2 fiksi:
Kolah diwenehi pelampung “dalam rangka”ne kareben ari wis kebak banyune terus mati dhewek. Terus oleh karena dipakai banyak orang sehingga sering rusak makane ditambahi stop kran “dalam rangka”ne kalau sewaktu2 rusak dapat dimatikan dulu stop krannya untuk “dalam rangka” untuk dapat diperbaiki besok pagi.
Lah deneng siki pelampunge rusak, stop krane ya rusak, pipa salurane ya rusak, priben jal?
Lha kuwe mergane ora pada ngerti “dalam rangka”ne pekerjaan itu dilakukan adalah “dalam rangka” untuk menjamin tersedianya air disetiap waktu untuk seluruh pemakai air dengan teknologi yang sederhana.

Kiye cerita fiksi lain:
Ini anda saya buatkan bangunan yang saya tinggikan sehingga setinggi jalan raya “dalam rangka” supaya anda tidak kebanjiran kemudian atapnya saya tinggikan “dalam rangka” supaya anda tidak sundul terus saya buatkan jalan nylengkuwer “dalam rangka” supaya masyarakat tidak susah parkir kalau datang ke tempat anda, “dalam rangka” memberikan pelayanan yang baik dan bermutu untuk masyarakat “dalam rangka” untuk ibadah kita “dalam rangka” mendapatkan ridhanya, wis pol.
Lah deneng niki wuwunge mboten disambung, tuli dalane banyu mboten didamel, pak. Napa niki mangkih “dalam rangka” ngge ngrujugi sing antri ten ngisore kalih ngge “dalam rangka” ngelebi bangunan “dalam rangka” kareben tambah kuat, tambah atos.
Lha kuwi mergane nek sampeyan ora ngerti “dalam rangka”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar