Minggu, 18 Oktober 2009
"Rasa Lain"
“Rasa lain”
>>Ini hanya gendhu2 rasa untuk kalangan sendiri saja<<
Pernahkah sampeyan mendengar menu “ikan bakar rasa tahi ayam” ? Istilah2 model begini adalah istilah yang biasa digunakan oleh adik2 mahasiswa untuk mengungkapkan sesuatu hal yang bertentangan atau sedikit melenceng dari suatu harapan atau gambaran yang semestinya atau yang biasanya. Contoh tadi dialamatkan pada sebuah rumah atau warung makan ikan bakar yang berdiri didekat peternakan ayam yang masih operasional tetapi jarang dibersihkan.
Pernah ada kegiatan Jamsostek peduli kesehatan, lokasi dilaksanakannya di dekat puskesmas pembantu. Untungnya kala itu periksa puskesmas masih berbayar, jadi sedikit banyak ada manfaatnya, walaupun sebenarnya mungkin lebih baik Jamsostek mengurusi dulu tugasnya yang yang mungkin belum sempurna di bidang pelayanan pengobatan karyawan, pencegahan kecacatan akibat kerja atau atau pelengkapan alat2 pelindung kerja bagi karyawan sesuai dengan risiko yang ada.
Pernah dengar lagi “Danamon peduli kesehatan”, dilaksanakan di pasar yang menjadi wilayah kerja bisnisnya. Karuan saja orang satu pasar semua mengikuti periksa gratis, sampai kehabisan tiket. Ini masih ada sambungannya oleh karena kesehatan warga pasar berdampak pada urusan peningkatan ekonomi. “Kok tidak ngurusi warga pasar yang terjerat lintah darat atau bank plecit atau bank othok saja pak?”, jawabnya “itu mah sudah biasa”.
Nyong pertamanya kaget kok ada seseorang peduli habis sama posyandu. Beliau pengin mendirikan posyandu oleh karena warga sekitarnya jauh untuk dapat menjangkau posyandu terdekat. Ujungnya kalau nggak keliru ada lomba Pegadaian peduli posyandu. Bagus juga idenya.
Lagi2 ada “Telkom peduli kesehatan”. Nyong didatangi staff telkom (padahal potongannya pantas jadi boss), dan juga ditelepon atasannya yang lain lagi, intinya mau megadakan pemeriksaan kesehatan gratis dan pemberian makanan tambahan bagi balita. Nyong sampaikan kalau di kabupaten Wak Agus, pelayanan kesehatan dasar gratis itu sudah dilaksanakan sejak lama, baik di puskesmas, puskesmas pembantu, poliklinik desa, bahkan juga dengan puskesmas keliling yang nyampai di pelosok2 desa. Begitu pula tidak kekurangan program yang menyangkut pemberian makanan tambahan. Nyong usulkan untuk seandainya sampeyan betul peduli kesehatan sampeyan dapat membuatkan sumur bor dalam di daerah Kertasari atau Jatimulya yang kalau musim kemarau kekurangan air bersih. Ternyata tidak jadi kembali. Mungkin setelah tahu biayanya cukup besar, kira2 6 juta, padahal kalau pengobatan gratis, 1 juta saja sudah menggemparkan dunia kepameran. Ini juga rasa lain, padahal sebenarnya membantu akses internet ke sekolah2 supaya bisa lancar dan murah merupakan pekerjaan yang lebih cocok dengan bidangnya.
Ini ada lagi Radar 17 oktober 2009. PT Askes peduli pendidikan. Nyong berpikir, mungkin urusannya dengan layanan bidang kesehatan sudah sempurna. Seperti ngurusi pembaharuan kartu peserta pensiunan2 yang sudah tua yang tak mampu ngurus sendiri, atau melengkapi paket pemeriksaan kesehatan yang sering diperlukan oleh anggota, atau melengkapi paket obat yang sering diperlukan oleh anggota. Atau memperbesar jasa pelayanan, sehingga pasien Askes dapat dilayani lebih baik. Atau mungkin betul2 dapat melengkapi kartu kepesertaan pasien jamkesmas, memberikan informasi kepesertaan pada tempat pelayanan kesehatan. “Pengin rasa lain kali”.
Ini yang terakhir, Nyong baru merasakan “keramik rasa rawa” alias keramik yang amoh sehingga pada saat terinjak njeblos seperti kejeblos di rawa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar