Selasa, 26 Januari 2010

TETANUS NEONATORUM


(seluruh WUS, termasuk didalamnya ibu yang hamil harus imunisasi TT sebanyak 5 kali untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit tetanus bagi dirinya dan tetanus neonatorum bagi bayinya)

TETANUS NEONATORUM

Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonates (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
Spora kuman tersebut masuk kedalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya, yaitu talipusat, yang dapat terjadi pada saat pemotongan talipusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya talipusat). Masa inkubasi 3 – 28 hari, rata-rata 6 hari. Apabila masa inkubasi kurang dari 7hari, biasanya penyakit lebih parah dan angka kematiannya tinggi.
Angka kematian kasus (CFR) sangat tinggi. Pada kasus TN yang tidak dirawat angkanya mendekati 100%, terutama yang mempunyai masa inkubasi kurang dari 7hari. Angka kematian kasus TN yang dirawat di rumah sakit di Indonesia bervariasi dengan kisaran 10,8-55%.
Faktor resiko untuk terjadinya tetanus neonatorum antara lain :
 Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil tida dilakukan, atau tidak lengkap, atau tidak sesuai dengan ketentuan program
 Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat-syarat
 Perawatan talipusat tidak memenuhi persyaratan kesehatan.
PENILAIAN
Gejala klinik tetanus neonatorum antara lain sebagai berikut :
 Bayi yang semula dapat menetek menjadi sulit menetek karena kejang otot rahang dan faring (tenggorok)
 Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan
 Kejang terutama apabila terkena rangsang cahaya, suara dan sentuhan
 Kadang-kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membiru.
Sering timbul komplikasi terutama bronkhopneumonia, asfiksia dan sianosis akibat obstruksi jalan nafas oleh lendir/sekret dan sepsis.
PENANGANAN
1. Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan anti kejang
2. Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan membersihkan jalan nafas. Pemasangan spatel lidah yang dibungkus kain untuk mencegah lidah tergigit
3. Mencari tempat masuknya spora tetanus, umumnya di talipusat atau di telinga
4. Mengobati penyebab tetanus dengan anti tetanus serum (ATS) dan antibiotik
5. Perawatan yang adekuat: kebutuhan oksigen, makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit
6. Penderita/bayi ditempatkan dikamar yang tenag dengan sedikit sinar mengingat penderita sangat peka akan suara dan cahaya yang dapat merangsang kejang.

By kris.

[bagi rekan yang mau menyumbang artikel kegiatan dll, dapat mengirim pesan ke facebook puskesmassuradaditegal jawatengah untuk selanjutnya dapat kami undang sebagai pengirim posting dalam blog ini]

PERTEMUAN DUKUN BAYI






KEGIATAN PERTEMUAN DUKUN BAYI DI PUSKESMAS SURADADI

Pelaksanaan pertemuan dukun bayi di puskesmas suradadi dilaksanakan setiap sebulan sekali tepatnya setiap jumat minggu terakhir. Pertemuan dukun bayi tersebut dihadiri oleh dukun bayi yang bertempat di masing-masing desa yang terletak dalam wilayah kerja puskesmas suradadi, yaitu dari 5 desa antara lain :
Desa kertasari, desa jatimulya. Desa purwahamba, desa suradadi dan desa bojongsana.
Jumlah seluruh dukun bayi yang berada di wilayah kerja puskesmas suradadi berjumlah 27 orang dan tersebar dimasing-masing desa.
Adapun materi yang disuluhkan meliputi berbagai hal yang menyangkut ibu hamil, bersalin,ibu nifas,perawatan bayi dan masih banyak lagi.
Pertemuan dukun bayi ini sudah berlangsung sejak tahun 80an, sehingga hubungan yang terjalin antara dukun bayi dan petugas kesehatan sudah sangat dekat.
Semoga apa yang kita laksanakan pada hari ini dan hari-hari sebelumnya dapat membuahkan hasil yang manis. Amin..

Salam hangat dari penulis untuk kalian yang membaca…

By kris.